Haiku : Puisi Kuno Jepang
Haiku (俳句) adalah salah satu bentuk
puisi di Jepang. Sama seperti di Indonesia puisi ada banyak macemnya seperti
pantun, gurindam, syair dkk. Di Jepang Haiku
merupakan salah satu bentuk puisi juga. Puisi ini di sebut juga Hokku (発句)karna merupakan puisi tua. Kek pantun gitu gaes,
termasuk puisi lama. Haiku ini
berisikan 5-7-5 mora (silabel). Jadi bait pertama lima silabel, kedua tujuh silabel
dan terakhir lagi lima silabel.
Jadi sebelumnya pada abad ke 9
sampai ke 20, di Jepang sudah terkenal
puisi yang di sebut ‘Tanka’ atau
sajak panjang. Tanka berisikan puisi
dimana satu orang akan membuat 5-7-5 bait pertama dan orang lain akan
melanjutkan dengan 7-7 untuk bait selanjutnya. Keterkaitan ini telah menjadi
daya tarik tersendiri di bidang sastra.
Bait pertama 5-7-5 silabel yang di
tulis di sebut dengan Hokku. Ada
banyak bait dan penulis puisi yang sangat di kagumi dalam menulis Hokku ini. Karena itu mulai abad ke 19, Hokku mulai berdiri sendiri menjadi
salah satu bentuk puisi yang ditulis dan dibaca tersendiri. Kata Haiku berasal dari kata Hokku.
Ada empat penulis Haiku yang terkenal dan mendapat sebutan
“The Great Four” yaitu Matsuo Basho, Kobayashi Issa, Masaoka Shiki, and Yosa
Buson. Karya mereka masih menjadi model penulisan haiku tradisional hingga saat ini.
Haiku ini
bercirikan dengan adanya Kigo atau
makna yang bertuju pada 4 musim yaitu Haru
(musim semi), Aki (musim gugur), Fuyu (musim dingin), dan Natsu (musim panas).
Untuk lebih familiarnya mari kita perhatikan contoh Haiku berikut ini,
Furusato ha, itoko no ooshi, momo no hana.
Pada desaku, anak-anak
gembira, bunga pun mekar.
Kata momo no hana pada
pada bait terakhir ini adalah kigo yang bertuju pada musim semi. Ada juga istilah Haiga yaitu Haiku yang diaplikasikan dengan tulisan di atas gambar.
Comments
Post a Comment